JAKARTA, iNews.id - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Ferdinand Hutahaean mengkritisi pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut proyek Kereta Cepat Whoosh merupakan investasi sosial. Menurutnya, kereta cepat pertama di ASEAN tersebut bukan kebutuhan dasar masyarakat.
Ferdinand mengaku kaget dan heran dengan pernyataan Jokowi terkait proyek kereta cepat. Namun, dia menyebut kereta cepat tidak bisa dikategorikan ke investasi sosial atau public service obligation.
"Kereta cepat ini tidak bisa disebut kategori investasi sosial maupun public service obligation, karena kereta cepat ini bukan kebutuhan mendasar masyarakat," ucap Ferdinand dalam program Interupsi bertajuk 'Utang Whoosh Numpuk! Jokowi: Investasi Sosial' yang disiarkan di iNews, Kamis (30/10/2025).
Dia mencontohkan transportasi umum yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat seperti Transjakarta. Meski merugi, Transjakarta tetap mendapat subsidi dari Pemprov DKI Jakarta karena merupakan kebutuhan masyarakat.
"Kebutuhan mendasar masyarakat saya kasih contoh Transjakarta. Transjakarta juga itu merugi, karena itu kebutuhan masyarakat maka disubsidi oleh Pemda DKI Jakarta," katanya.
Dia menegaskan tidak ada data maupun informasi yang dapat membenarkan proyek Kereta Cepat Whoosh merupakan investasi sosial. Pasalnya, proyek tersebut menggunakan skema business to business (B2B).
"Karena ini B to B, business to business, saya tidak mengerti kalau sekarang Pak Jokowi mengatakan ini investasi sosial, rugi transportasi umum tidak apa-apa, bagaimana cara Jokowi dulu merayu (Presiden China) Xi Jinping supaya mau membiayai proyek ini kalau ini didesain rugi?" ucapnya.