Forum ini tampak penting dan serius karena bersama para perwira hadir pula Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI Ali Hamdan Bogra, dan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw. Ketiganya merupakan putera daerah. Semua diberi kesempatan untuk memberikan paparan di hadapan Menko Polhukam.
Pemerintah pusat tak kalah serius. Mahfud kali ini hadir bersama Mendagri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian serta didampingi Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto dan Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono. Semua memberikan paparan dan ikut aktif dalam dialog.
Menko Mahfud mengawali forum dialog itu dengan memaparkan sejumlah kebijakan pemerintah di bidang Polhukam, khususnya tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesatuan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejenak mengapresiasi seluruh anggota TNI, Polri dan BIN yang dinilainya telah sangat sungguh-sungguh memelihara keamanan, ketertiban dan menjaga kesatuan wilayah NKRI, Menko Mahfud kemudian masuk ke inti pesan.
“Saya tahu tugas saudara-saudara berat, tapi pesan saya bertindaklah secara hati-hati. Jangan terpancing untuk melakukan tindakan yang bisa dinilai melanggar HAM. Kita jaga negeri ini dengan sepenuh hati, tapi jangan sampai terprovokasi oleh pihak manapun,” kata Mahfud kepada para tokoh yang menjadi simpul penting operasi di wilayah Papua ini.
Persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) memang menjadi isu sentral di Papua, yang kerap disuarakan khususnya oleh kalangan masyarakat sipil. Karena itu, Menko Polhukam berpesan kepada para anggota pasukan TNI dan Polri memiliki makna penting dan strategis karena pemerintahan Jokowi sejak awal telah memilih pendekatan kesejahteraan dalam membangun Papua.
Itu sebabnya, dalam menangani masalah kemanan dan ancaman separatis di wilayah ini, pendekatan hukum harus menjadi pilihan, seperti arahan Mahfud kepada pasukan hari itu.
Kendati demikian, di mata Menko Polhukam, peran TNI dan Polri di Papua tidak bisa ditawar. Tidak berlebihan bila mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu dengan seksama mendengarkan dan mencatat berbagai masukan para perwira yang mewakili tiga matra ini, yaitu darat, laut dan udara.
“Yang ingin memberikan penjelasan dan klarifikasi nanti saja di Jakarta. Saat ini saya hanya ingin medengarkan problem dan menerima masukan” ujar Mahfud kepada rombongan dari Jakarta. Menko Polhukam tampaknya sungguh-sungguh ingin agar forum terbatas itu bicara secara terbuka supaya kelak bisa ditemukan penyelesaian yang komprehensif di Papua.
Mendagri Tito Karnavian menambah nilai strategis forum ini. Tampil dengan paparan yang lebih teknis strategis, mantan Kapolda Papua ini seperti menyelami kondisi dan perasaan para anggota pasukan. Dia tampil satu bahasa dengan para perwira di medan operasi itu.