"Tidak bisa munaslub, harus Munas. Munaslub untuk praktisnya dulu. Tapi kalau salah pilih orang, bisa jeblok lagi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Ketua Komisi II DPR Zainudi Amali berharap, keputusan munaslub dapat berimbas positif bagi kinerja parlemen. Dia mengungkapkan, parlemen juga membutuhkan sosok pemimpin yang dapat mengembalikan citra DPR.
"Lembaga apapun, kalau publik menaruh kepercayaan, pasti apapun yang dilakukan mendapatkan respons yang baik," ungkapnya di Media Center Gedung DPR.
Menurutnya, sejauh ini anggota DPR asal Partai Golkar sebagaian besar masih berkeinginan maju dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Karena tak memiliki pimpinan yang definitif, maka proses pencalonan terganggu.
"Ini tidak mudah me-manage dalam kondisi seperti ini, konsentrasi terbelah," ucapnya.