"Karena kita lengah, kita disusupi, kita dipecah, akhirnya kita gagal menjadi negara maju. Tentunya itu adalah pilihan kita bersama," tutur dia.
Sigit menyampaikan, dalam proses menjadi negara maju, masyarakat tidak boleh mudah terprovokasi. Meskipun keberagaman yang dimiliki Indonesia sangat banyak, namun persatuan dan kesatuan adalah yang utama.
Dia memastikan Polri akan selalu berkomitmen di garda terdepan menjaga persatuan dan kesatuan serta kondusifitas di masyarakat. Sebab dengan persatuan dan kesatuan, pembangunan di Indonesia bisa dilaksanakan.
"Dengan situasi kamtibmas yang kondusif, maka pertumbuhan ekonomi bisa dilaksanakan. Pemerintah bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, dan tentunya ini menjadi cita-cita kita bersama untuk bersama-sama membawa negeri ini, membawa rakyat ini, membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik, bangsa yang unggul, dan bangsa yang besar," tutur Sigit.
Doa bersama dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu dihadiri 6.316 undangan. Dalam acara tersebut turut hadir jajaran PJU Mabes Polri, PJU TNI, PJU Polda, tokoh agama dan masyarakat, komunitas ojek online, Kokam Muhammadiyah, Senkom, Banser NU, buruh, Laskar Merah Putih, hingga Forkopimda DKI Jakarta.
Acara itu diisi dengan ceramah oleh Ustaz Adi Hidayat dan KH Zulfa Mustofa yang sekaligus menutup ceramahnya dengan doa bersama.
Tak hanya itu, Sigit memberikan santunan kepada 400 anak yatim, yang diwakili oleh 8 orang anak yatim dalam penyerahan secara simbolis.