“Kirab Pusaka Malam Satu Suro bukan sekadar ritual, melainkan ruang kontemplasi diri, momen refleksi atas perjalanan bersama selama setahun terakhir. Kami hadir untuk menghormati tradisi leluhur dan menguatkan semangat solidaritas budaya masyarakat Surakarta," kata Wali Kota Solo Respati Ardi.
Dia menjelaskan, tradisi ini membawa pesan spiritual menghubungkan masa lalu (Atita), masa kini (Atiki) dan masa depan (Anagata), sekaligus menandai permohonan keselamatan, berkah serta refleksi atas perjalanan pribadi dan kota ke depan.
Acara ini disaksikan ribuan warga dan wisatawan. Untuk Keraton Solo, terdapat sekitar 5.000 peserta yang mengikuti iring-iringan sakral prosesi yang berlangsung hingga dini hari. Prosesi memberi harapan dan doa keselamatan tidak hanya bagi Kota Solo, tetapi juga seluruh nusantara.