JAKARTA, iNews.id - Kedutaan Besar Prancis di Jakarta merespons gelombang protes dari warganet yang memenuhi kolom komentar media sosial mereka. Kedubes berdalih pernyataan Presiden Emmanuel Macron untuk melawan Islam radikal.
Pernyataan Kedubes Prancis dikeluarkan setelah warganet Indonesia mengecam keras Macron melalui akun Facebook mereka. Netizen menyerukan aksi boikot dan memaksa perwakilan Prancis itu angkat kaki dari Indonesia menyusul ucapan Macron yang telah mengina Islam dan Nabi Muhammad.
Respons Kedubes Prancis diunggah pada akun Facebook mereka dengan judul ‘Tanggapan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia terhadap komentar-komentar pada laman sosialnya’.
“Mengingat sejumlah komentar terhadap upacara untuk mengenang seorang guru Prancis yang dipenggal di Conflans Sainte-Honorine pada 16 Oktober 2020 lalu, Kedutaan Besar Prancis ingin mengklarifikasi hal-hal berikut ini,” bunyi pernyataan Kedubes Prancis, dikutip Kamis (29/10/2020).
Pertama, sejumlah komentar yang ditulis di jejaring sosial memelencengkan posisi yang dipertahankan oleh Prancis demi kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan penolakan ajakan kebencian. Komentar-komentar tersebut menjadikan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Macron pada acara penghormatan nasional kepada Samuel Paty sebagai alat untuk tujuan politik.
“Padahal pernyataan itu bertujuan mengajak untuk melawan Islamisme radikal (radikalisme) dan perlawanan tersebut dilakukan bersama-sama dengan umat Muslim Prancis, yang merupakan bagian integral dari masyarakat, sejarah dan Republik Prancis,” kata Kedubes.