JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mendorong agar kearifan lokal dapat mendukung teknologi peringatan dini gempa dan tsunami di Indonesia. Selain itu, perlu ada penguatan masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.
“Kita harus memetik pelajaran penting dari tragedi 20 tahun yang lalu saat tsunami di Aceh. Jangan sampai korban jiwa dan kerugian ekonomi yang sangat besar terulang,” kata Dwikorita dalam keteranganya, dikutip Minggu (5/11/2023).
Saat itu, kata dia, kapasitas BMKG masih sangat terbatas, bahkan belum memiliki jaringan pengamatan seismik yang memadai.
\
“Kurang lebih hanya memiliki 50 sensor bahkan kurang antara 25-50 sensor seismograf yang tersedia saat itu. Pengolahannya masih manual, komputerisasinya saat itu pun masih sangat tertinggal. Sehingga BMKG sulit untuk segera mengetahui posisi gempa bumi dan magnitudonya di mana, berpotensi tsunami atau tidak,” jelasnya.
Dia mengatakan, kejadian tsunami Palu juga menyadarkan pihaknya bahwa betapa pentingnya sistem peringatan dini terutama untuk tsunami non seismik. Ia menilai perlu ada penyempurnaan dari sistem-sistem pendukungnya.