“Salam Pancasila bukan untuk mengganti salam keagamaan. Tujuan utama salam Pancasila adalah Salam Kebangsaaan untuk menghormati semua Warga Negara Republik Indonesia dari berbagai latar belakang agama, budaya apapun sesuai dengan spirit Bhineka Tunggal Ika,” tuturnya.
Selain video pendek, BPIP juga merilis buku karangan Khoirul Anam yang berjudul "Salam Pancasila Sebagai Salam Kebangsaan: Memahami Pemikiran Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi M.A., Ph.D."
Dirinya pun mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPIP, karena telah memberikan kesempatan untuk menulis buku tentang Salam Pancasila. "Saya ucapkan terimakasih kepada Prof Yudian yang telah memberikan segalanya atas terbitnya buku ini," ucapnya.
Menurutnya, setelah mengkaji secara kualitatif dengan analisis deskriptif yang mendalam, komperhensif, dan ilmiah menggunakan teori-teori ushul fikih, sosiologi, sejarah serta filsafat hukum islam, makna "Salam Pancasila" merupakan salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa mengenal perbedaan agama, suku dan tradisi kedaerahan.
"Salam Pancasila digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya atau audiensinya terdiri dari berbagai agama," ujarnya.
Dia pun menyayangkan kritikan atau tuduhan yang terindikasi dibawa ke ranah isu-isu yang tidak produktif. "Saya berharap masyarakat bisa memahami makna dan perbedaan Salam Pancasila dan salam kegamaan", tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Kepala BPIP Karjono juga ikut mengapresiasi penulis. Menurutnya, dengan diterbitkannya buku berjumlah 141 halaman tersebut dapat membantu menyosialisasikan Salam Pancasila kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Dirinya berharap, salam ini juga dapat digunakan dalam setiap pertemuan atau kegiatan di instansi-instansi kementerian atau lembaga.
"Dengan membiasakan dan memasyarakatkan Salam Pancasila ini, pada hakikatnya, merupakan simbol dalam upaya membumikan dan mensosialisaskan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan masyarakat," ujarnya.
Hal senada turut disampaikan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. Dia mengaku akan terus ikut serta menyosialisasikan salam pemersatu bangsa tersebut. Menurutnya, bangsa Indonesia yang terdiri dari masyarakat majemuk dari segi agama, suku, bahasa dan tradisi harus tetap menjadi satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia.