Massa yang marah juga merusak dan membakar sejumlah toko. Unjuk rasa anarkistis ini dipicu isu adanya salah satu guru SMA PGRI pada Sabtu (22/9/2019) yang diduga melontarkan kata-kata rasis kepada salah satu murid asli Papua.
Akibat isu itu ribuan orang mulai berkumpul di Kota Wamena dan melakukan unjuk rasa yang berujung kerusuhan. Sampai saat ini aparat keamanan terdiri dari Polres Wamena dan Kodim masih bersiaga di tengah Kota.
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja memastikan isu ucapan rasial yang beredar itu hoaks. Polisi telah menelusuri informasi itu yang ternyata tidak benar. Dia pun meminta masyarakat tenang dan tidak terprovokasi.