Kedua, eksklusivisme sosial. Kondisi tersebut berhubungan erat dengan derasnya arus globalisasi.
"(Kondisi itu) mengarah pada menguatnya kecenderungan politisasi identitas dan menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA," kata Bamsoet.
Ketiga, masih lebarnya kesenjangan sosial karena masih terjadi sentralisasi pembangunan ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu. "Meluasnya kesenjangan sosial antarpelaku ekonomi dan kebijakan ekonomi yang mengedepankan sektor ekstraktif yang kurang mengembangkan nilai tambah," ujar Bamsoet.
Keempat, pelembagaan Pancasila. Lemahnya institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik, ekonomi dan budaya serta masih lemahnya wawasan ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara negara.
Kelima, keteladanan Pancasila. Dalam konteks ini, tantangan yang dihadapi adalah masih kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh pemerintahan dan masyarakat.