JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation dan Ketua Umum LPOI-LPOK, KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2023). Dia menyinggung kemerdekaan sebagai anugerah besar Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia.
Said Aqil menjelaskan kemerdekaan merupakan anugerah terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia yang wajib disyukuri, dijaga, dan dijadikan momentum bagi tumbuh dan berkembangnya peradaban Indonesia.
"Telah 78 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan dan bergerak maju menjadi bangsa ang besar dan beradab, di tengah konstelasi global. Dibutuhkan pemahaman sejarah ke-Indonesia-an yang komperhensif dan pendalaman terhadap detail potensi dan problematika kebangsaan yang sedang dihadapi, serta dibutuhkan pula kejelian untuk meneropong masa depan dan memancang visi bersama, agar semua warga bangsa Indonesia dapat menjadi Indonesia dan memiliki Indonesia seutuhnya," katanya.
Kiai Said Aqil pun mengungkap fakta sejarah para founding fathers telah bersepakat untuk membuat negara Indonesia yang nasionalis-religius.
"Para founding fathers membangun negara bangsa yang secara harmonis dan mampu memadukan antara spirit teologi dan politik kebangsaan, mengintegrasikan antara nasionalisme dengan iman dan menyelaraskan agama dan budaya serta menanamkan harmoni kehidupan yang nasionalis-religius. Negara dan bangsa yang nasionalis-religius wajib dijaga untuk selama-lamanya," ucapnya.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menegaskan fardlu ain hukumnya bagi setiap warga negara untuk menjaga konsensus bangsa Indonesia yakni dengan menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang-Undang Dasar 1945).
"Maka siapa saja yang berusaha menyebarluaskan ideologi dan atau bermaksud merongrong konsensus bangsa Indonesia dan mencoba coba membuat negara Islam wajib diusir dari Indonesia," ujarnya.
Menyinggung soal implementasi Pancasila dalam Kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, Kiai Said yang juga anggota Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) mengingatkan kehidupan beragama yang ramah damai dan toleran harus dijaga.
"Maka jangan biarkan benih-benih radikalisme dan intoleransi berkembang menjadi terorisme dan ekstremisme). Kebhinnekaan harus dirawat, persatuan harus diperkokoh, perwusyawaratan harus dijalankan secara demokratis. Jangan hanya menjadi topeng dan kedok kepentingan golongan tertentu semata serta keadilan dan kemakmuran harus dimeratakan. Tidak boleh ada monopoli dan praktik oligarki yang merugikan negara dan memiskinkan rakyat Indonesia," katanya.
Kiai Said Aqil juga memberikan pesan soal kondisi terkini politik nasional.
“Momentum politik di depan mata. Pemerintah dan seluruh stakeholders bangsa harus siap melakukan mitigasi sosial menghadapi kemungkinan terjadinya turbulensi politik. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini menghadapi kemungkinan rekayasa dan sekenario global, berkembangnya radikalisme dan intoleransi serta berbagai penyesatan informasi dan adu domba antarpihak. Agar Indonesia tetap bersatu, berdaulat, dan utuh selamanya. Penyelenggaraan pemilu harus dikawal secara damai, demokratis, transparan, jujur, adil, dan tanpa kekerasan," katanya.
Terkait kualifikasi kepemimpinan nasional, kiai mengingatkan pemilih harus cerdas agar mampu melahirkan pemimpin bangsa yang memiliki kualifikasi unggul sesuai dengan syuruthul imam (syarat-syarat pemimpin) menurut fikih.
"Yakni harus Aliman (berilmu dan berpengetahuan luas serta mendalam), adilan (bersikap adil), Zahidan (sederhana tidak rakus serta memihak kepentingan masyarakat luas), Sujaan (pemberani menghadapi risiko dan berstartegi dalam berdiplomasi), dan Salima Jism (sehat lahir batin) serta memiliki sifat Roufur Rohim (peduli dan belas kasih pada masyarakat)," tuturnya.