Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir atau dikenal dengan M. Jusuf merupakan tokoh militer yang sangat dikenal di kalangan prajurit.
Dia pernah menjabat sebagai Panglima TNI periode 1978-1983. Sebagai jenderal lapangan, M. Jusuf kenyang dengan pengalaman tempur.
Dikutip dari buku Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Jenderal M. Jusuf juga merupakan Jenderal TNI yang sederhana dan bersahaja.
”Penampilan beliau yang sederhana, rendah hati juga sangat mengesankan saya. Saya pernah berkunjung ke rumahnya pada saat saya berpangkat Kapten pada 1982. Lalu pada 1995 ketika menjadi Brigadir Jenderal saya juga mengunjungi Jenderal Yusuf karena beliau saya anggap panutan dan mentor,” ucapnya.
Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman Jenderal M. Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat sekitar pukul 19.00.
”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.
Setelah lampu menyala, betapa kagetnya Prabowo karena tidak ada yang berubah dengan perabot di rumah Jenderal M Jusuf. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlihat kusam.
”Saya kaget semua furniture, kursi dan mebel yang ada di rumah tersebut sama persis dengan yang saya lihat waktu dulu ke rumah beliau ini pada tahun 1982. Warnanya sudah terlihat sangat belel bahkan kursi-kursinya dan benang-benangnya sudah mulai lepas,” ucap Prabowo.
Padahal, Jenderal M. Jusuf bukan orang sembarangan. Dia pernah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan Presiden Soeharto seperti, Menteri Perdagangan, Menhankam/Pangab selama 5 tahun, Menteri Perindustrian selama 10 tahun serta Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 5 tahun, namun kehidupannya jauh dari kata glamour.
”Tapi beliau tidak mau membeli mobil baru, tidak memiliki penjagaan dan tidak mempunyai ajudan," tulis Prabowo.
Melihat kondisi M. Jusuf seperti itu, Prabowo kemudian menawarkan pengawal dan ajudan dari Kopassus. Terhadap tawaran itu, M. Jusuf mengatakan akan menghubunginya jika membutuhkan pengawalan dan ajudan. Namun seiring perjalanan waktu, M. Jusuf tidak pernah menghubunginya.
Seusai meninggalkan karier militer, Jenderal Djoko Santoso menggeluti dunia politik. Dia memilih bergabung dengan Partai Gerindra dan menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Di kalangan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), jejak karier Djoko praktis tidak tercela. Seperti dikutip dari Sindonews, 10 Mei 2020, Djoko Santoso tidak ada kaitan dengan masalah bisnis, perusahaan, dan yayasan TNI yang sering menimbulkan permasalahan nasional.
Suami dari Angky Retno Yudianti ini dikenal sebagai sosok low profile. Kesederhanaan Djoko Santoso dimulai dari kecil. Djoko Santoso yang menyadari bahwa ayahnya hanya pensiunan guru dan penghasilan yang pas-pasan, harus bekerja keras untuk mewujudkan impiannya.
Djoko Santoso meningal setelah berjuang melawan pendarahan otak yang dialaminya. Djoko Santoso sempat menjalani operasi pendarahan otak di RSPAD Gatot Subroto sebelum akhirnya dipanggil Sang Pencipta pada 10 Mei 2020.