Dari sana, Poppy baru mengetahui bahwa Sjahrir pernah menikah. Namun, hal itu bukanlah hal besar bagi Poppy. Ia pun tidak pernah berseteru dengan Maria meski mencintai pria yang sama.
Pada akhir 1949, Poppy mendaftar ke Universitas Leiden di Belanda. Setelah meraih gelar meester in de rechten di tahun 1950, Poppy pun melanjutkan studi ke London School of Economics di Inggris.
Selama studinya tersebut, Poppy dan Sjahrir saling menjaga jarak. Diketahui, cara itu ditempuh untuk mengetahui apakah mereka cocok untuk menikah atau tidak.
Setelah Poppy lulus, keduanya pun memutuskan untuk menikah. Poppy yang berada di London, dan Sjahrir yang berada di Jakarta memilih untuk terbang ke Kairo, Mesir dan melangsungkan pernikahan di sana.
Pernikahan mereka dipimpin oleh Rektor Universitas Al Azhar, Syekh Abdul Magud Selim dan didampingi wali Poppy, yakni adiknya bernama Soedjatmoko.
Sutan Sjahrir dan Poppy menikah di usia 42 dan 31 tahun. Mereka pun menghabiskan bulan madu di Kairo dan berpose di depan piramida dan sphinx.
Dari pernikahannya dengan Poppy, Sutan Sjahrir dikaruniai dua orang anak, yakni Kriya Arsjah (Buyung) tahun 1957 dan Siti Rabyah (Upik) Parvati di tahun 1960.
Poppy dan Sjahrir selalu bersama-sama. Bahkan, saat Sjahrir terserang stroke dan komplikasi yang cukup parah, Poppy setia menemani sang suami.