Bahkan dirinya sempat merayu Paus Fransiskus untuk berkenan datang ke Indonesia. Dia juga meminta doa dari Paus Fransiskus agar Indonesia menjadi negara yang kuat, maju, dan damai.
"Dalam pertemuan itu saya juga bilang bahwa jika ada waktu Santo Padre Fransiskus harus datang ke Indonesia, kemudian juga saya bilang terima kasih telah memberikan saya beasiswa lewat Nostra Aetate Foundation serta saya bilang, doakan saya dan Indonesia," katanya.
"Kemudian Paus Fransiskus bilang iya," tutur Deni.
Bagi Deni, Paus Fransiskus sebagai Kepala Negara Vatikan dan pemimpin Gereja Katolik Dunia merupakan sosok yang humble dan punya komitmen yang tinggi dalam membangun perdamaian dunia.
Deni mengisahkan dirinya sempat bingung ketika berada di Roma, terutama memikirkan bagaimana dirinya bisa menjalankan ibadah selama kuliah. Namun setelah beberapa lama di kota bersejarah itu, Deni menemukan ada Masjid Agung terbesar di daratan Eropa.
Ada juga puluhan musala yang digunakan sebagai tempat ibadah termasuk salat Jumat, dan juga salat Tarawih. Salah satu musala terletak di wilayah Vittorio Emanuele bernama Musala Baitu Assalam. Menariknya, musala ini persis berdampingan dengan Gereja Katolik.
“Saya bersyukur, alhamdulillah puasa saya selama Bulan Suci Ramadan lancar, alias tidak batal. Sahabat-sahabat Katolik yang serumah dengan saya memberikan kepada saya apa yang saya butuhkan untuk berpuasa,” kata Deni.
Sepulangnya dari Vatikan, Deni berkeinginan membangun dialog lintas agama dan membangun kerja sama dengan para ulama, umat Islam serta gereja Katolik agar dialog antarumat beragama terus terjalin. Deni yakin dialog merupakan jalan mutlak menuju perdamaian dan tidak ada jalan lain.
Dirinya merasa yakin mampu menjalin dialog lintas agama setelah mempelajari dokumen maupun ensiklik Gereja Katolik yang berbicara tentang hal itu. Baginya, ada dua dokumen gereja yang menarik.
Pertama, dokumen Human Fraternity yang merupakan dokumen apostolik Paus Fransiskus dalam kerja sama dengan Ahmad Al-Tayyeb, Imam besar Al-Azhar yang ditandatangani 4 Februari 2019 lalu di Abu Dhabi.
Kedua, dokumen Laudato Si (memelihara bumi sebagai rumah bersama). Bagi Deni ini dokumen istimewa yang patut ditiru oleh semua agama.