“Luhut, sejak dua atau tiga tahun lalu, sudah banyak yang antre untuk menggantikan saya, tetapi orang ini (sambil menunjuk foto Pak Harto di dinding) kalau terjadi sesuatu pada dirinya…Republik itu menjadi kacau…!” kata Benny, ditirukan Luhut.
“Jadi Luhut, taruhan keselamatan Pak Harto adalah lehermu..!” kata Benny lagi.
Atas perintah itu, Luhut hanya menjawab, “Siap! Laksanakan!”
Kenangan atas Benny ini dikisahkan Luhut saat dirinya mendadak teringat dengan sosok yang kerap dianggap misterius tersebut. Luhut pun mengunjungi pusaranya di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta Selatan.
Menurutnya, banyak pelajaraan mengenai kepemimpinan dan kemiliteran dari Benny Moerdani. Karena pengaruh Benny itulah dirinya tertarik pada masalah-masalah intelijen, di antaranya dalam memelihara jaringan (networking) dengan berbagai tokoh di dunia.
“Beliau mempunyai buku alamat kecil yang sudah lusuh karena penuh dengan nama-nama tokoh penting dan nomor telepon hot-line yang dia bisa hubungi 24 jam sehari,” ujarnya.