Kisah Novita Gemalasari Raih Gelar Doktor dengan Predikat Summa Cum Laude di Usia 30 Tahun

Rizal Bomantama
Kisah mahasiswi Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Novita Gemalasari Liman meraih gelar doktor dengan predikat Summa Cum Laude pada usia 30 tahun. (Foto: fku.ui.ac.id)

JAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari mahasiswi Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bernama Novita Gemalasari Liman. Pada usia yang masih relatif muda yaitu 30 tahun, Novita berhasil meraih gelar doktor.

Tak tanggung-tanggung, Novita bahkan mendapatkan predikat Summa Cum Laude. Hal itu dikukuhkan melalui sidang terbuka promosi doktor yang digelar di Ruang Teaching Theater, Lantai 6 Tower Edukasi, Gedung IMERI FKUI, Jakarta Pusat pada 4 September 2023.

Dilansir dari laman fk.ui.ac.id, Novita diketahui lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1993. Tamat dari SMA, dia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus sebagai dokter umum pada tahun 2013. Novita kemudian melanjutkan pendidikannya di Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FKUI pada tahun 2016-2020.

Dalam sidang terbuka itu, Novita memaparkan disertasinya yang berjudul “Analisis Ritme Sirkadian Kortisol dan Ritme Sirkadian Aktivitas Sistem Saraf Autonom Serta Skala Kesehatan Subjektif pada Kompleks Ventrikel Prematur Idiopatik”. Dia melakukan penelitian tentang kasus gangguan irama jantung berupa Kompleks Ventrikel Prematur (KVP) Idiopatik.

Novita menjelaskan gangguan irama jantung terjadi karena ada gangguan pembentukan dan atau penjalaran impuls listrik dari bagian atrium ke ventrikel jantung. Hal ini mengakibatkan irama detak jantung yang tidak teratur yakni dapat menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat.

Salah satu jenis aritmia yang perlu diwaspadai yakni aritmia ventrikular yaitu gangguan irama jantung yang terjadi pada bilik jantung. Lebih dari 80 persen aritmia pada kematian mendadak merupakan jenis aritmia ventrikel.

Menurut Novita, jenis gangguan irama jantung ventrikel yang paling umum yaitu Kompleks Ventrikel Prematur (KVP) idiopatik dengan prevalensi 5–12 persen pada populasi umum. Dalam kasus KVP idiopatik, sekitar 88 persen dari pasien mengalami penurunan fungsi pompa jantung sehingga jantung melemah.

Novita berharap penelitiannya ini bisa membantu untuk merancang pengobatan yang lebih baik untuk pasien KVP. Misalnya, jika seseorang memiliki irama jantung KVP yang dominan pada pagi hari seperti KVP tipe cepat, pengobatan terapi antiaritmia akan diberikan pada pagi hari supaya lebih efektif.

“Alasan saya mengambil spesialis jantung dan pembuluh darah karena salah satu bidang yang melayani pasien dengan kondisi yang membutuhkan layanan emergensi dan life saving,” kata Novita.

Dia pun membeberkan pentingnya pengembangan pengetahuan, terutama bagi dokter agar membantu dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Saya sangat senang dengan istilah life long learning. Saya senang dengan ilmu karena ilmu pengetahuan dan keterampilan membuat saya mampu meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien," tuturnya.

Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait
Nasional
19 hari lalu

Cerita Mahasiswi Lapor Mas Wapres karena Kesulitan Biaya Kuliah, Ini Endingnya

Buletin
1 bulan lalu

Mahasiswi Jatuh dari Lantai 3 Gedung Universitas Pakuan Terekam CCTV

Megapolitan
1 bulan lalu

Detik-Detik Mengerikan Mahasiswi Universitas Pakuan Bogor Jatuh dari Lantai 3

Nasional
2 bulan lalu

Riwayat Pendidikan Deddy Corbuzier, Lulusan Psikologi yang Kini Jadi Stafsus Menhan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal