JAKARTA, iNews.id - Perjuangan Pangeran Antasari melawan penjajah Belanda berakhir pada tanggal 11 Oktober 1862 di mana dirinya wafat akibat wabah cacar. Ternyata para keturunannya tumbuh sebagai sosok-sosok tangguh yang melanjutkan perlawanan Pangeran Antasari, salah satunya yaitu cucubya yang bergelar Ratu Zaleha.
Ratu Zaleha atau Djaleha lahir di Muara Lawung, tahun 1880. Dia putri dari Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari yang gigih berjuang mengusir Belanda dalam Perang Banjar melanjutkan perjuangan Pangeran Antasari.
Sejak kanak-kanak, Zaleha telah merasakan getirnya perjuangan bersama ayahnya dan kakeknya melawan penjajah Belanda. Saat ditinggal mati kakeknya, Pangeran Antasari, Zaleha sangat kehilangan.
Ketika beranjak dewasa, Zaleha bersama ayahnya gencar mengusir penjajah dan selalu dikejar-kejar Belanda sampai masuk hutan ke luar hutan.
Sebelum ayahnya meninggal, Gusti Zaleha diberi cincin kerajaan dari ayahnya. Sejak itu pula dia menggantikan ayahnya sebagai Sultan dan Pemimpin Perang Tertinggi, lalu diberi gelar Ratu Zaleha. Bersama sang suami, Gusti Muhammad Arsyad, Zaleha melanjutkan perjuangan ayahnya.
Ratu Zaleha dapat menghimpun kekuatan dari suku-suku Dayak Dusun, Kenyah, Ngaju, Kayan, Siang, Bakumpai, dan Suku Banjar. Dia berjuang bersama seorang perempuan pemuka Dayak Kenyah bernama Bulan Jihad atau Wulan Djihad. Ada juga nama Illen Masidah dan lain-lain.