Meski menunjukkan banyak karomah, perilaku Syekh Jangkung justru dianggap mengganggu tatanan pesantren. Sunan Kudus pun memintanya pergi. Dalam perjalanannya, dia bertemu Sunan Kalijaga dan diberi saran untuk bertirakat di laut.
Saridin yang tidak pandai berenang justru terseret arus hingga ke Palembang. Dari sana, dia melanjutkan pengembaraan ke Timur Tengah untuk memperdalam ilmu agama Islam.
Sekembalinya ke Tanah Jawa, dia menetap di Desa Miyono, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, tempat yang kelak menjadi pusat dakwahnya.
Syekh Jangkung menikah dengan Raden Ayu Retno Jinoli, putri Sultan Anyakrawati dari Mataram serta dikisahkan pula menikah dengan putri dari Kesultanan Palembang, Raden Ayu Retnodiluwih. Dari pernikahan itu lahir Raden Bagus Momok Landoh.
Selama bermukim di Pati, dia mengembangkan metode dakwah yang fleksibel, menggabungkan pendekatan sufistik, nilai-nilai lokal, humor dan seni. Namanya pun dikenal hingga pelosok Jawa sebagai wali yang dekat dengan masyarakat biasa.