SIDOARJO, iNews.id – Duka mendalam dirasakan Iin, seorang ibu rumah tangga asal Sampit, Kalimantan Tengah. Dia kehilangan anak keduanya dalam tragedi robohnya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Tiga bulan setelah ditinggal wafat sang suami akibat sakit, kini Iin kembali diuji dengan kehilangan buah hatinya, Muhammad Hanafii, salah satu santri yang menjadi korban tertimbun reruntuhan musholla yang ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.
Sejak tiba di Sidoarjo pada Rabu (1/10/2025) lalu, Iin memilih tinggal berpindah-pindah dari rumah warga ke rumah warga lainnya di sekitar lokasi pondok.
Dia terus menanti kabar terbaru dari tim SAR gabungan yang masih berupaya mencari dan mengevakuasi korban yang belum ditemukan.
“Saya sudah ikhlas, tapi saya berharap jasad anak saya bisa ditemukan dan dibawa pulang ke kampung halaman di Sampit,” tutur Iin dengan suara lirih, saat ditemui tim iNews di Buduran, Minggu (5/10/2025).
Sejumlah Polisi Wanita (Polwan) dari Polda Jawa Timur turut melakukan pendampingan dan trauma healing bagi para keluarga korban, termasuk Iin, agar dapat melalui masa-masa sulit ini dengan ketabahan.
Rencananya, Iin bersama keluarga yang mendampinginya akan dipindahkan ke posko wali santri di area RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, untuk memudahkan koordinasi dan pemantauan proses identifikasi korban.