Selain itu, para pekerja tidak dibekali dengan peralatan khusus atau alat pelindung diri dalam melaksanakan pekerjaannya.
Abdul melanjutkan, para warga itu ada yang berperan sebagai sopir truk, penggali lubang, hingga pembongkar amunisi serta juru masak.
Beberapa pekerja senior pernah melakukan pekerjaan tersebut hingga ke berbagai daerah di Indonesia seperti Makassar dan Maluku.
Sebelumnya, ledakan di Garut bermula saat tim pemusnah membuat dua lubang untuk meledakkan amunisi tidak layak pakai. Setelah seluruh tim pengaman masuk ke pos masing-masing, kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi akhir.
Ledakan di dua sumur tersebut berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman. Bahkan, tim juga telah menyiapkan satu lubang yang digunakan untuk menghancurkan sisa dari ledakan pertama.
Namun, secara tiba-tiba terjadi ledakan ketika tim sedang menyusun detonator di luar dari dua lubang tersebut. Ledakan itulah yang menyebabkan 13 orang tewas.