JAKARTA, iNews.id - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim menyampaikan narasi diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan dibunuh gugur setelah hasil penyelidikan mengungkap tidak ada sidik jari orang lain. Adapun Arya ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di kamar kosnya kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) lalu.
"Karena soal lakban rapi, begitu dia melihat lakban, 'Wah ini tidak mungkin dalam nalar logis kita dilakukan sendiri'. Tapi kan nalar pembunuhan itu gugur ketika ada fakta identifikasi jejak, sidik jari di lakban, lakban itu kan lem, ya sidik jari hasil identifikasi hanya almarhum," kata Yusuf dalam program Interupsi di iNews, Kamis (31/7/2025).
Dia menjelaskan sejak kasus ini muncul, tim penyelidik mengumpulkan bukti awal dan informasi penting untuk menentukan apakah kematian Arya memuat unsur pidana. Selanjutnya, tim melakukan olah TKP agar memastikan apakah ada jejak yang mengarah ke dugaan pembunuhan.
"Bahwa ketika menalarkan secara hukum bahwa ini pembunuhan, maka dia (penyelidik) akan melihat delik yang disebut unsur pembunuhan itu apa, ada perbuatan yang menyebabkan kematian orang lain dan perbuatan itu dilakukan sengaja. Penyelidikan sudah dipastikan menggunakan nalar itu," tuturnya.
Diketahui, Polda Metro Jaya telah merampungkan penyelidikan kematian Arya Daru Pangayunan. Arya Daru tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di kamar kos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Sebelumnya, polisi menemukan sidik jari pada lakban kuning yang terlilit di wajah ADP. Hal itu diungkapkan oleh perwakilan Pusident Bareskrim Polri Aipda Sigit Kusdiyanto saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).