KPAI menyimpulkan, bawa PJJ pada fase I berjalan tidak efektif, dan bias kelas sosial ekonomi mulai dari perkotan, hingga pedesaan serta bias Jawa dan luar jawa.
Menurut dia, PJJ juga mempunyai masalah teknis seperti jaringan dan ketidak mampuan keluarga peserta didik membeli kuota internet.
"Oleh karena itu, KPAI merekomendasi agar pemerintah mengratiskan internet untuk PJJ fase 2 selama 6 bulan ke depan," katanya.
KPAI mendorong ada perbaikan dalam PJJ fase kedua agar anak-anak dapat menjalani PJJ dengan kondisi bahagia. Karena 79,9 persen siswa menyatakan tidak senang belajar dari rumah karena 76,8 persen gurunya tidak melakukan interaksi selama PJJ kecuali memberikan tugas-tugas saja.
"Jika PJJ diperpanjang, namun tanpa perbaikan dan dukungan internet negara, maka hal ini akan berpotensi meningkatkan stress pada anak yang berdampak pada masalah psikologi anak-anak," kata Retno.
Retno mengatakan, pemerintah telah melonggarkan guru dengan tidak perlu mengejar kurikulum selama pandemi Covid-19. Namun, pada faktanya guru mengejar ketuntasan kurikulum dengan cara memberikan tugas terus menerus pada para siswanya selama PJJ.
"Siswa kelelahan dan tertekan merupakan bentuk kekerasan juga," katanya.