Tubuhnya menggelinding dengan kencang. Di momen itu, dia mencoba untuk meraih apa pun yang bisa dicapai. Harapannya, supaya tubuhnya tidak semakin jatuh terpental ke dalam area kawah.
Hingga akhirnya dia meraih batu yang berhasil dipegang. Tapi, batu tersebut tidak cukup kuat menahan tubuhnya, yang ada malah batu tersebut melukai area kiri alisnya.
Di momen itu, Farrell tidak kehilangan arah. Dia terus berupaya menahan tubuhnya untuk tidak menggelinding semakin dalam. Keberuntungan kini memihaknya. Dia akhirnya bisa berhenti menggelinding karena berhasil meraih batu lain yang kali ini kuat menahannya.
Di batu itu juga dia bertahan hidup. Selama empat jam dia di batu tersebut dan mencoba mencari pertolongan. Hingga akhirnya bantuan datang. "Saya sangat berterima kasih kepada orang itu," ungkapnya.
Sebelum mendaki Gunung Rinjani, Farrell sempat beranggapan bahwa gunung berapi di Lombok ini mudah ditaklukan. Terlebih, sudah banyak gunung yang lebih tinggi yang dia daki. Setelah insiden terjatuh itu, Farrell menyadari bahwa tidak ada gunung yang mudah dicapai puncaknya.
Perasaan besar kepala yang muncul sebelum pendakian benar-benar disesalinya.
"Kecelakaan bisa terjadi di mana pun, dan setelah kejadian itu saya menyadari bahwa setiap gunung berbeda. Hormatilah setiap gunung," katanya.
"Senang rasanya masih hidup! Terima kasih! Dan jika sarung tangan Anda jatuh ke samping, tinggalkan saja," ungkap Farrell.
Jadi, itu dia kronologi lengkap pendaki asal Irlandia bernama Paul Farrell yang nyaris meninggal dunia di Gunung Rinjani akibat terjatuh ke area kawah sama seperti Juliana Marins.