Pada 25 Juli 1955 organisasi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pada 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, Jakarta Timur.
Pada 12 Desember 1966 RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD). Nama Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun.
Pada 17 Februari 1971, Puspassus AD berubah menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha). Seiring reorganisasi di tubuh ABRI, sejak 26 Desember 1986 Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus hingga kini.
Kopassus dikenal sebagai pasukan elite TNI AD. Jumlah pasti anggota kesatuan ini dirahasiakan. Dalam perjalanannya, berbagai operasi tempur dilalui Kopassus demi NKRI.
Spesifikasi Kopassus antara lain anti-gerilya, operasi pengintaian khusus, peperangan unkonvensional, intelijen, sabotase, dan anti-teror. Pasukan ini memiliki slogan, “Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga.”
Sebagaimana kesatuan lain, Kopassus juga memiliki lambang atau logo. Lambang ini tertera di Pataka Kopassus juga pada emblem yang melekat di Baret Merah mereka.
Berdasarkan sejarah, emblem dirancang oleh Letda Inf Dodo Sukanto pada 1955 yang saat itu menjabat perwira Biro Pengajaran. Dia dibantu juru gambar Sersan Hasan.
Lambang memadukan unsur Komando (gambar pisau komando), unsur laut atau air (digambarkan dalam bentuk jangkar) dan udara (digambarkan sepasang sayap) yang dibingkai oleh tali komando.
Berikut elemen Lambang Kopassus:
a. Pisau Komando terhunus tegak lurus keatas.
b. Sayap.
c. Jangkar.
d. Bingkai pengikat segi delapan.
e. Tulisan “Tribuana Chandraca Satya Dharma”.
Arti: