“Bicara tentang intoleransi, bicaranya radikalisme, ekstremismie lahir dari provokator, bisa jadi akun anonomi. Satu orang bisa punya 12 akun,” kata Sherly.
Menurutnya solusi yang perlu dilakukan adalah membina dan menyadarkan pelakunya. Jika ada penyebab lain, lanjut Sherly, maka temukanlah penyebab tersebut dan selesaikan. Sherly mengatakan, "Kita tidak bisa mengakui ada asap, tapi tidak mengakui ada api."
Melalui Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan, diketahui bahwa dalam satu hari, generasi milenial dapat mengakses internet selama 8-13 jam. Tak heran, penggunaan sosial media sebagai alat sosialisasi Pancasila yang efektif sudah mulai perlu dilakukan.
Mereka umumnya dekat dunia digital, maka pendekatan juga harus dilakukan melalui era digital. Lembaga ini pun berbincang langsung dengan generasi milenial melalui webinar tersebut mengenai arti Pancasila yang ada di benak mereka.
Acara yang dihelat pada Rabu, 2 Juni 2021 pukul 09.00-12.00 WIB tersebut menghadirkan narasumber terkemuka. Mereka di antaranya, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, sejarawan Anhar Gonggong, serta Digital Creator Social Media Influencer Sherly Annavita Rahmi.
Kegiatan ini juga diharapkan mampu membangkitkan semangat generasi milenial untuk terus berkarya demi masa depan Indonesia. Tentunya, agar generasi milenial mampu memperkokoh NKRI dalam menghadapi segala bentuk tantangan, ancaman, hambatan, gangguan persaingan global untuk ketahanan nasional. (CM)