Surplus ini menjadi titik balik setelah tiga bulan pertama tahun 2025 mengalami defisit anggaran secara berturut-turut.
APBN surplus tersebut utamanya disebabkan oleh akselerasi pendapatan negara yang lebih cepat dibanding realisasi belanja. Hingga 30 April 2025, pendapatan negara tercatat sebesar Rp810,5 triliun atau 27 persen dari target tahun ini. Sementara itu, belanja negara terealisasi Rp806,2 triliun atau sekitar 22,3 persen dari pagu APBN 2025.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.240-Rp16.300 per dolar AS.