Menurut dia, Athaya merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda. Athaya tercatat sebagai mahasiswa di Universita Hanze, Groningen, Belanda.
"Almarhum adalah mahasiswa di Universitas Hanze, di Groningen, Belanda," kata Judha.
"Yang bersangkutan sedang bertugas mendampingi delegasi RI dalam rangkaian pertemuan dengan otoritas Austria. Sedangkan penugasan panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa, keseluruhannya dikelola langsung oleh pihak EO dari Indonesia," paparnya.
Sebelumnya, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda mengungkapkan kunjungan tersebut melibatkan anggota DPR, OJK, dan Bank Indonesia dan berlangsung pada periode 25-27 Agustus 2025.
Athaya yang juga anggota PPI Groningen diduga mengalami heatstroke (sengatan panas) akibat dehidrasi, kelelahan dan sebagainya. Kondisi ini kemudian memicu serangan heatstroke yang berakibat fatal.
Dia diketahui bekerja sebagai pemandu sejak pagi hingga malam hari saat kegiatan berlangsung.
PPI Belanda juga mengecam sikap Event Organizer (EO) dan koordinator Liaison Officer (LO) yang dinilai tidak sensitif terhadap kondisi Athaya. Saat sang mahasiswa menghembuskan napas terakhir, EO dilaporkan lebih fokus mempersiapkan acara makan malam bersama pejabat publik, tanpa ada komunikasi atau dukungan yang memadai kepada keluarga almarhum.