Sementara penegakan hukum masih lemah. Harus ada langkah yang sistematis mencegah dan memberantas korupsi.
Dia mengingatkan hancurnya bangsa dan negara yang kuat di masa lalu karena hukum tidak ditegakkan. Kalau ada orang kuat salah, hukum tidak bisa ditegakkan. Kalau ada orang kecil yang salah, ditangkap, diadili di tengah jalan.
"Kalau saudara ingin menyelamatkan bangsa, hukum harus ditegakkan dengan benar. 50 persen persoalan bangsa selesai. Tegakkan konstitusi, tegakkan hukum," tuturnya.
Oleh sebab itu, Mahfud mengajak warga Madura untuk menciptakan Pemilu yang jujur, adil, dan tulus. Pilih orang yang paling bersih dan anti KKN.
"Saya tak ingin mengajak Anda milih calon tertentu. Konsultasilah dengan para kiai, akademisi, baca informasi. Jangan apatis dan bilang calonnya jelek semua. Pilih yang paling baik. Jadilah calon yang baik. Jadilah pemilih yang bertanggung jawab," ujarnya.
Pemilu, lanjutnya, adalah ajang mengganti pemerintah dengan konstitusional dan baik. Maka prosesnya juga harus baik. Mahfud juga mengingatkan aparat, TNI, Polri, ASN, harus netral.
"Eskalasi terjadinya pelanggaran akan semakin banyak. Rakyat sudah dewasa dan cerdas. Hati-hati. Rakyat sudah tahu dan memantau," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi berharap Istigosah Kebangsaan ini menjadi penyejuk menjelang Pemilu 2024.
"Semoga bangsa Indonesia selamat. Umaro, ulama, masyarakat Madura hadir berdoa untuk Indonesia," katanya.