JAKARTA, iNews.id - Tahukah kamu apa itu majas? Saat masih duduk di bangku sekolah, majas sudah mulai dipelajari pada pelajaran Bahasa Indonesia. Ini informasinya lengkap.
Sebutan majas memang masih terdengar asing di telinga masyarakat luas. Namun, sebagian besar orang mungkin pernah mendengar atau bahkan mengucapkan kalimat menggunakan majas, hanya saja tidak disadari.
Mengutip dari buku "Majas, Pantun, dan Puisi" oleh Ulin Nuha Masruchin, majas adalah gaya bahasa yang bisa berupa kiasan, ibarat hingga perumpamaan. Tujuannya adalah untuk mempercantik makna dan pesan sebuah kalimat.
Kalimat majas sendiri terdiri dari dua bentuk yakni lisan dan tulisan.Kalimat majas lisan merupakan kalimat yang berupa ujaran-ujaran lisan dari lisan dan mulut. Sedangkan majas tulisan merupakan kalimat yang tertulis atau teks yang umumnya termasuk dalam karya fiksi seperti cerpen, sajak, puisi, dan lain sebagainya.
Secara umum, majas terbagi menjadi empat, di antaranya sebagai berikut.
1. Majas Perbandingan
Jenis majas yang pertama ada majas perbandingan. Majas perbandingan adalah gaya bahasa atau kata-kata berkias yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu dengan yang lainnya.
Perbandingan yang dihasilkan dari majas jenis ini dapat memberikan kesan dan pengaruh yang berbeda terhadap pendengar dan pembacanya. Sementara itu, majas perbandingan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, antara lain.
Majas Asosiasi (Perumpamaan)
Merupakan gaya bahasa yang membandingkan antara dua hal yang sebenarnya sangat jauh berbeda, namun sengaja dianggap sama. Biasanya majas asosiasi selalu dibubuhi dengan kata bagai, bagaikan, seumpama, bak, seperti, dan laksana.
Majas Metafora
Merupakan gaya bahasa yang mengekspresikan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Frasa yang digunakan pada majas ini bukan makna yang sebenarnya, melainkan sebagai perbandingan.
Majas Personifikasi
Merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sebuah benda mati dengan sifat dan karakter manusia yang hidup. Misalnya saja seperti dalam kalimat ‘Daun kelapa itu melambai-lambai menanti kehadirannya’. Kata ‘melambai-lambai’ tersebut sama halnya seperti tindakan manusia.
Majas Simbolik
Merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan binatang, benda, dan tumbuh-tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Majas Metonimia
Merupakan gaya bahasa yang sering menyebutkan ciri dan merek dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Majas Depersonifikasi
Merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan benda hidup menjadikan seperti benda mati yang tidak bernyawa.
Majas Sinekdoke
Merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri atas dua bentuk, yaitu Pars Pro Toto dan Totem Pro Parte. Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian benda untuk keseluruhan. Sedangkan Totem pro parte menyebutkan keseluruhan benda, namun untuk sebagian saja.
Majas Simile
Merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung. Simile hampir sama dengan majas asosiasi.
Majas Alegori
Merupakan gaya bahasa yang menyatakan perihal dengan menggunakan kiasan atau gambaran. Majas ini biasanya mengandung cerita dengan simbol yang bermuatan moral.
Majas Sinestesia
Merupakan gaya bahasa yang menghubungkan satu indra dengan indra lain.
Majas Eufimisme
Merupakan gaya bahasa yang menggantikan atau menggantikan kata yang dipandang kurang pantas dan kasar dengan kata yang lebih pantas.