JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Maluku menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami. Bahkan BMKG mencatat dalam rentang tahun 1600-an hingga 2006 telah terjadi 45 kali tsunami di kepulauan yang kaya akan rempah-rempah tersebut.
BMKG pun menyatakan siap mendukung Pemprov Maluku dan Maluku Utara untuk meningkatkan mitigasi guna mengantisipasi skenario terburuk akan potensi terjadinya gempa dan tsunami di sebagian besar wilayah tersebut. Saat ini BMKG memiliki 11 stasiun di berbagai wilayah di Kepulauan Maluku yang siap mendukung dan bersiaga penuh.
“Selain meningkatkan literasi bencana untuk masyarakat, tentu saja dengan mempersiapkan jalur-jalur evakuasi beserta rambu ke daerah yang dianggap aman, terutama di ketinggian,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu (4/9/2021).
Selain itu, menurut Dwikorita, pemerintah daerah juga perlu mempersiapkan tempat evakuasi yang layak dan memadai untuk menampung pengungsi jika bencana gempa dan tsunami menerjang Maluku.
Dalam kunjungannya ke Maluku beberapa waktu lalu, Dwikorita bersama tim menyusuri zona bahaya bencana dan mengecek jalur-jalur evakuasi di Pantai Waskita, Tanjung Marthafons, dan Waihaong. Dwikorita beserta tim juga melakukan simulasi perhitungan waktu dan menentukan titik kumpul aman serta evakuasi jika terjadi bencana gempa dan tsunami.
Dwikorita mengatakan ada sejumlah rekomendasi yang diberikan BMKG terbagi dalam tiga waktu aksi. Rekomendasi short term (kurang dari 1 tahun) antara lain sosialisasi dan verifikasi peta bahaya dan peta risiko tsunami. Kemudian, penyiapan peta, jalur, dan rambu evakuasi yang memadai.