"Kami berharap BMKG bisa mengerjakan kerjasama penelitian cuaca bersama perguruan tinggi sehingga penerapan teknologi modern untuk kepentingan petani nelayan dapat ditingkatkan," ucap Hasto.
Megawati juga berpesan soal kebakaran hutan dimana BMKG perlu memperkuat informasi potensi titik api. Informasi ini dibutuhkan untuk wilayah dengan kadar gambut tinggi yang biasanya memiliki batu bara serta wilayah dengan konsentrasi cahaya matahari tinggi.
"Sehingga bangsa Indonesia bisa hadir sebagai bangsa yang sadar hidup di daerah rawan bencana," ujarnya.
Megawati juga berpesan soal betapa pentingnya BMKG memetakan daerah rawan likuifaksi demi mencegah bencana seperti yang pernah terjadi di Kota Palu. Sebab bagi PDIP, peta bencana dari BMKG sangat dibutuhkan oleh para kepala daerah dalam mengatur peta ruang dan tata kota. PDIP memastikan semua kepala daerah dari partai berlambang banteng itu selalu mengatur tata kota wilayahnya berbasis pengetahuan di peta rawan bencana yang dikeluarkan BMKG.
"Seluruh peta bencana BMKG akan dijabarkan dalam peta ruang dan arsitektur. Dalam sistem desain rumah tahan gempa misalnya, sistem tata kota, sistem irigasi, perencanaan yang semesta sehingga kita sebagai bangsa sadar persoalan iklim dan bencana," kata Hasto.
Selanjutnya, Megawati juga berharap rakyat Indonesia dan badan seperti BMKG bersedia belajar dari bangsa lain seperti Jepang dan China. Negara-negara itu dianggap berhasil membangun kesadaran rakyatnya akan kerawanan bencana.