JAKARTA, iNews.id – Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden terpilih Joko Widodo dan dilanjutkan silaturahmi ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memunculkan berbagai spekulasi mengenai perubahan peta koalisi. Setidaknya ada tiga kemungkinan yang dapat mengubah komposisi saat ini.
Pengamat Politik CSIS Arya Fernandes mengatakan, kemungkinan pertama yaitu Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-KH Ma’ruf Amin tetap bertahan dengan 10 parpol yang sejak awal mendukung yakni PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Perindo, Hanura, PKPI, PSI, dan PBB, ditambah Gerindra atau total 11 parpol.
Kemungkinan kedua yaitu bergabungnya PAN dan Partai Demokrat dalam KIK.
”Tapi kalau misalnya Gerindra masuk, maka dugaan saya PAN dan Demokrat bisa keluar karena potensi suara non-Jokowi yang di atas 44 persen cukup besar,” ujar Arya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Kemungkinan ketiga yakni Jokowi akan tetap mempertahankan koalisi yang ada sekarang dengan 10 parpol. Lima di antaranya parpol lolos ke parlemen.
Arya menuturkan, bagi Jokowi kondisi sekarang tidak mudah disikapi. Dengan pergerakan politik yang dilakukan Mega-Prabowo maupun NasDem dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, bisa saja parpol-parpol KIK akan menegosiasi ulang kesepakatan.