JAKARTA, iNews.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengusulkan transformasi digital dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024. Transformasi ini diwujudkan melalui sistem pemungutan suara secara elektronik (e-Voting).
Tito menuturkan, semangat di balik pemilu termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada) yakni untuk kepentingan demokrasi, partisipasi politik rakyat dan juga seleksi pemimpin demi kepentingan legitimasi pemerintah. Kendati demikian, ekses-ekses negatif dari pemilu juga tidak dapat dinafikkan.
Menurut Tito, selain aspek positif, aneka aspek negatif muncul di pesta demokrasi. Efek negatif itu antara lain ‘keterbelahan’ masyarakat yang mengancam integrasi bangsa dan mengganggu kerukunan, langgengnya politik identitas, dan munculnya konflik yang mengandung kekerasan.
”Kemudian, high cost politics atau biaya tinggi yang harus dikeluarkan oleh kontestan pilkada dan oleh pemerintah adalah beberapa contoh empirik dari sistem pemilihan kita, baik pilpres ataupun pilkada,” kata Tito dalam acara Diskusi Publik bertema “Urgensi Mewujudkan Pilkada Demokratis dan Berkualitas: Tantangan dan Harapan” di Jakarta , Senin (9/3/2020).
Hadir dalam diskusi ini antara lain Hariman Siregar yang dikenal sebagai aktivis Malari 74, mantan anggota DPR sekaigus Ketua Umum PGK Bursah Zarnubi, dan Pengamat Militer Conni Rakahundini Bakrie. Selain Tito hadir sebagai pembicara yaitu pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro dan Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini.