Hal inilah yang diungkapkan Pimpinan Konseling Qur’ani Banjarmasin, Desi Ikewatie. Diakui Desi, masyarakat di bantaran Sungai Martapura masih banyak yang belum tersentuh dengan adanya distribusi menu iftar.
“Karena masyarakat setempat sepertinya masih asing dengan adanya menu iftar untuk mereka,” tutur Desi.
Kendati demikian, ACT Kalsel bersama Konseling Qur’ani Banjarmasin mencoba melakukan terobosan yang unik.
Berangkat dari kearifan lokal Kalsel yang masyarakatnya menggantungkan hidupnya dengan keberadaan sungai, digagas lah program Kelorok Ramadan 1443 H.
Dalam program Kelotok Ramadan, ACT Kalsel mendistribusikan menu iftar untuk masyarakat desa ini, terutama yang bermukim di bantaran Sungai Martapura, Desa Lok Baintan.
“Semoga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjarmasin maupun Kalsel pada umumnya. Karena saya akui, saat ini baru ACT Kalsel saja yang bisa menjangkaunya pada momentum awal Ramadhan 1443 H,” ucap Desi.
Di kesempatan yang sama, warga Desa Lok Baintan, Arifin mengaku senang mendapatkan menu iftar yang dibagikan langsung kepada masyarakat setempat.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan setiap tahunnya” ujar Arifin.