JAKARTA, iNews.id - Prajurit TNI AD yang hendak mengenakan baret merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) harus menjalani sejumlah pendidikan. Salah satunya digelar di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
Latihan ini dianggap yang paling mengerikan. Apalagi pendidikan dilakukan di Pulau Nusakambangan yang masih dihuni hewan buas karena jarang dijamah orang.
Calon prajurit Kopassus bahkan harus siap disiksa pada salah satu sesi latihan. Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo menyatakan pendidikan keras itu dimaksudkan melatih sang calon prajurit ketika dihadapkan dengan kondisi sebenarnya.
“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando diperlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar Konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” kata Pramono Edhie dalam buku 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan' terbitan 2014.
Diketahui, ada tiga tahapan pendidikan yang mesti dilalui calon prajurit Kopassus. Ketiganya yaitu basic, hutan dan gunung, serta rawa dan laut.
Para calon prajurit Kopassus harus mengikuti materi teknik serta taktik pasukan khusus pada setiap tahapan. Tantangan serta tingkat kesulitannya pun berbeda.
Rawa laut merupakan tahap akhir pendidikan calon prajurit Kopassus yang dianggap paling mengerikan. Saking mengerikannya, latihan itu dikenal dengan sebutan hell week atau minggu neraka.
Calon prajurit pasukan khusus TNI AD itu harus melakukan infiltrasi melewati rawa laut saat hell week. Mereka harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.