Dampak lainnya, Reza menambahkan, tidak melulu kondisi fisik yang terganggu. Gangguan psikologis nan serius juga diderita sekian banyak pemimpin besar.
Dia mengungkapkan, Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, adalah salah satunya. Bertahun-tahun setelah Churchill mangkat, barulah dokter pribadi Churchill, yakni Charles Wilson, menyebut sang perdana menteri sebenarnya mengidap depresi serius.
"Churchill mengatasi depresinya dengan menenggak wiski dan mengepulkan cerutu. Ia terkena serangan jantung, pneumonia, dan strok berulang kali," ujarnya.
Bung Karno, Reza mengatakan, juga pernah melalui masa serupa. Pada 1965 sempat terjadi kegemparan karena Bung Karno dikabarkan muntah-muntah jatuh pingsan beberapa kali.
Soebandrio, sekian puluh tahun kemudian, menulis Bung Karno sebatas masuk angin. Namun, juga ada versi lain yakni, tim dokter dari Cina menyatakan sang Pemimpin Besar Revolusi akan 'lewat' jika terlambat ditangani.