JAKARTA, iNews.id - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengungkap alasan mengapa Indonesia sering dilanda bencana alam. Menurutnya, hal itu disebabkan karena posisi Indonesia yang terletak di antara tiga tumbukan lempeng dunia yakni Lempeng Erasia di bagian utara, Lempeng Australia di bagian selatan dan Lempeng Pasifik di bagian timur.
"Ini yang menyebabkan Indonesia rentan akan ancaman bahaya geologi yang meliputi gunung api, gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah," ungkapnya saat dihubungi MNC Portal, Senin (4/4/2022).
Ia mengatakan, setiap tahunnya terjadi lebih dari 1.000 kali kejadian gerakan tanah, gempa bumi bermagnitudo 5.0 sebanyak 14 kali dan gunung api 11 kali. "Tentunya hal ini harus diperhatikan dan perlu mitigasi yang tepat terkait bahaya kebencanaan," lanjutnya.
Ia memaparkan, mitigasi bencana yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah pertama, memahami akan jenis ancaman yang ada pada wilayah tempat tinggal. Kemudian kedua, memahami cara-cara melakukan evakuasi seperti menentukan jalur evakuasi dan tempat evakuasi.
"Ketiga, melakukan respon drill secara berkala dan terakhir membantu melakukan sosialisasi dalam keluarga, sehingga semua anggota keluarga memiliki pemahaman yang sama," tuturnya.
Di samping itu, ia juga menyarankan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) untuk memasukkan kurikulum terkait kebencanaan untuk siswa sekolah. Hal ini agar masyarakat paham mengenai kondisi geologi Indonesia serta dapat memberikan respon yang tepat bila bencana terjadi.
7 Provinsi Masuk Status Waspada Bencana
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2021 telah terjadi sebanyak 5.402 kejadian bencana alam di Indonesia. Dari ribuan kejadian bencana itu, 90 persen didominasi bencana hidrometeorologi.
"Hampir 90 persen itu didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Baik itu hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem maupun kebakaran hutan," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).