Setelah menikah, Atikoh melanjutkan studi S2 di bidang Public Policy di Universitas Tokyo pada tahun 2007. Sebagai anggota keluarga yang berlatar belakang pesantren, Atikoh memiliki latar belakang yang kuat dalam budaya keagamaan dan tradisi intelektual.
Kakeknya, KH. Hasyim Abdul Karim, adalah pendiri Pondok Pesantren Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah, dan merupakan seorang ulama serta tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat disegani di sana.
Selain menjadi pendamping setia bagi Ganjar Pranowo, yang memimpin Jawa Tengah, Siti Atikoh juga aktif dalam berbagai kegiatan pemerintahan. Dia menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Tengah, Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Jawa Tengah.
Dedikasinya dalam berbagai kapasitas ini mencerminkan perannya yang aktif dalam pengembangan masyarakat dan pembangunan daerah.
Selain itu, Atikoh juga dikenal sebagai seorang pencinta olahraga yang rajin, termasuk bersepeda dan berpartisipasi dalam maraton.
Siti Atikoh Supriyanti adalah sosok yang mendukung dan memperkuat Ganjar Pranowo dalam perjalanan politiknya, dengan latar belakang pendidikan yang kuat, dedikasi terhadap kemanusiaan, dan keterlibatannya yang aktif dalam masyarakat. Dalam persaingan menuju Pemilu 2024, pasangan ini menunjukkan tekad untuk membawa perubahan positif bagi Indonesia.