Pemotongan gigi dalam ritual metatah dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Bagian gigi yang dipotong tidak boleh lebih dari 2 milimeter. Pasalnya, ketebalan enamel gigi juga 2 mm dan jika melebihi itu, dentin akan terpapar udara yang dapat menyebabkan kematian gigi.
Gigi yang telah dipotong diletakkan di atas selembar kain berwarna coklat kekuningan yang didoakan bersama dengan sepiring sesaji. Dalam tradisi ini, seseorang akan berada pada masa cuntaka atau tak suci untuk disucikan.
Saat gigi akan dikikir, orang yang mengikuti ritual juga diminta mencicipi enam rasa yaitu manis, pahit, asam, asin, pedas, dan sepat. Setiap rasa memiliki enam makna yang tersirat. Rasa pahit dan asam merupakan simbol ketabahan dalam menghadapi kehidupan. Rasa pedas menjadi simbol kemarahan, sehingga setelah melakukan ritual ini diharapkan menjadi orang sabar. Rasa sepat sebagai simbol ketaatan dan rasa asin sebagai kebijaksanaan. Sementara rasa manis menandakan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan.
Perempuan hamil tidak diizinkan mengikuti ritual ini. Sebab, menurut kepercayaan, perempuan yang tengah mengandung membawa janin yang suci. Sementara saat metatah, seseorang berada dalam fase cuntaka.