Menurutnya, jika praktik curang ini tidak dibersihkan, minat investasi dari generasi muda (Gen Z) yang kini menyumbang 5 persen investor bisa hilang, dan pasar modal Indonesia tidak akan bisa berkembang lagi.
Sebaliknya, jika pasar modal ditertibkan, investor muda akan berani masuk karena mereka percaya adanya fair game.
"Tapi kalau dirapikan maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka pikir akan berpendapat bahwa di sana fair game, permainannya fair. Ada yang kalah, ada yang naik, ada yang turun tapi enggak dimanipulasi sama kalangan tertentu," kata dia.
Mengenai jenis insentif yang dapat diberikan pemerintah, Purbaya mengaku telah menerima masukan dari pelaku pasar.
"Mereka minta kalau di atas 10 persen pajaknya dikurangin dan lain-lain. Terus ada lagi, transaksi juga jangan dikurangin, jangan dua kali. Sekali aja pajaknya. Atau pada waktu ditarik aja. Ikan jual, bayar, beli bayar, gitu," ucapnya.
Namun, Purbaya menekankan insentif tersebut hanya akan didukung jika Bursa dan OJK menunjukkan keseriusan dalam menjaga integritas pasar.
"Nanti kita lihat seperti apa. Tapi saya bisa dukung itu kalau mereka bekerja lebih keras lagi untuk menjaga integritas pasar modal itu sendiri." kata dia.