Berbagai komponen tersebut, antara lain, Immunoglobulin G (IgG) atau antibodi pertama yang terlibat dalam proses imunitas. Ada juga albumin yang memiliki banyak fungsi seperti menjaga cairan dalam darah agar tidak bocor pada jaringan tubuh serta ada juga faktor pembekuan.
“Dengan fraksionasi plasma semua itu bisa dipisah satu demi satu. Jadi misalnya antibodi IgG untuk pasien Covid-19 bisa dibuat khusus, begitu juga kalau ada faktor pembekuan bisa dipisahkan untuk orang-orang yang membutuhkan faktor pembekuan,” papar Dokter Monica.
Dia berharap, dengan rencana fraksionasi yang dimulai dari plasma konvalesen nantinya akan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Seperti diketahui hingga kini Indonesia masih impor untuk kebutuhan IVIG (intravenous immunoglobin therapy) atau obat yang berfungsi untuk mengobati kekurangan antibodi seperti pada pasien penderita autoimun.
“Kalau kita bisa bikin sendiri kenapa nggak. Toh kita punya sumber daya manusia yang besar dan dari plasma ini bisa difraksinasi atau dipisahkan untuk orang-orang yang membutuhkan, bahkan bukan tidak mungkin kalau jumlahnya mencukupi kita bisa ekspor ke luar,” ujarnya.