Menristekdikti juga menilai perlu pendampingan agar inovasi yang dilakukan makin baik agar bisa dimanfaatkan. Mengenai kode etik dan sebagainya, lanjut Nasir, dapat dibicarakan dengan persatuan profesi. Metode cuci otak yang ditemukan oleh Terawan dinilai tidak berbasis penelitian ilmiah.
Metode itu dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak. Kemudian, kateter yang dipasang itu akan menyemprotkan obat heparin sebagai penghancur plak atau lemak yang menyumbat pembuluh darah.
Sementara itu, penemu rompi dan helm antikanker Warsito Purwo Taruno juga mengakui tidak mudah menembus kekakuan dunia medis di Tanah Air. "Saya kira tak mudah menembus kekakuan dunia medis Indonesia. Akan tetapi, mau tidak mau itu akan terjadi dengan sendirinya karena ekonomi Indonesia makin terpuruk kalau tak segera beralih ke inovasi," ujarnya.
Menurut Warsito, seharusnya polemik antara dunia medis dan inovator tidak terjadi jika pemerintah menerapkan Permenkes 1109/Menkes/PER/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Layanan Kesehatan.
Dalam aturan itu disebutkan bahwea pengobatan komplementer-alternatif meliputi intervensi tubuh dan pikiran, sistem pelayanan pengobatan alternatif, cara penyembuhan manual, pengobatan farmakologi dan biologi, diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan, dan cara lain dalam diagnosis dan pengobatan.