"Ini permainan sudah lama. Selama satu tahun terakhir yang dicabut ada 30-an. Tetapi setelah kami mengecek seluruh Indonesia ternyata ribuan. Estimasi kerugian petani, ini estimasi ya, itu Rp600 miliar per tahun. Itu yang kedapatan, yang tidak kedapatan? Kalau 10 tahun kan Rp6 triliun," ujarnya.
Amran menilai, tindakan ini sangat merugikan para petani yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional. Dia menekankan pentingnya ketersediaan pupuk bersubsidi dalam menjaga produktivitas pertanian.
"Kasihan petani kita. Ada 160 juta petani yang harus kita jaga. Petani padi saja ada 116 juta dengan keluarganya. Mereka pahlawan pangan kita. Karena pupuk adalah, kalau manusia, darahnya pertanian. Tanpa pupuk kita tidak bisa tingkatkan produksi," ucap Amran.