Yang kedua adalah think with data, act with empathy. Ia menuturkan “Data adalah the new oil kalau banyak orang bilang. Karena hari ini kita hidup di era data, tapi data tanpa analisa itu percuma. Kamu punya sekian banyak data-data tapi kamu tidak bisa menganalisanya, percuma,” imbuhnya.
“Jadi apa yang harus kita miliki? Ability untuk bisa critical thinking, membaca data itu dengan konteks, itu penting sekali. Untuk kita bisa punya konteks, tentu kita harus punya wawasan,” kata dia.
Soft skill berikutnya adalah communicate with clarity atau berkomunikasi dengan jelas. Ia menerangkan, soft skill yang satu itu banyak yang tidak sadar.
Ia menjelaskan, berkomunikasi itu tidak cuma sekedar ngomong, tidak cuma sekedar mengeluarkan kata-kata. Tetapi, harus tahu apa yang ingin disampaikan dan cara menyampaikannya.
“Jadi know your audience is very important. Know the context apa yang ingin kalian sampaikan dan speak with clarity. Apa sih yang ingin kalian share? Ini semua bisa dipelajari. Tidak ada yang tidak mungkin,” ujar dia.
Yang keempat adalah collaborate across differences.
“Ini kenapa penting? Karena hari ini adik-adik sekalian, terutama Indonesia, kita hidup di negara yang multikultural. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Poin terpenting adalah bagaimana kita menggunakan perbedaan ini sebagai suatu kekuatan,” jelas dia.
Soft skill yang terakhir adalah Lead with Purpose. Soft skill ini, menurutnya, paling penting untuk generasi muda. Ia menjelaskan, dalam perjalanan ke depannya pasti akan ada tantangan yang dihadapi.
“Saya ingin adik-adik mengingat kembali, why? Why are we doing this? Why are you here? Ingat itu. Karena when you know your purpose, itu akan menjadi kompas dalam kehidupan kalian,” tuturnya.