"Jadi kalau kita lihat banyak sekali partai di Indonesia itu kalau pimpinannya itu tokoh-tokoh yang sangat menakutkan. Jadi kalau ada masyarakat, ada pejabat, di tengah masyarakat ada lagi pejabat di atasnya yaitu pejabat partai politik," kata Michael.
"Tapi di Perindo yang kita harapkan pejabat publik dari Partai Perindo adalah pelayan masyarakat. Partai politik yang kalau di tempat lain pejabatnya pejabat, justru harus menjadi pelayannya pelayan publik," imbuhnya.
Michael meminta para pemimpin dari Perindo harus melayani rakyat. Pada kader yang menjadi legislator daerah harus berjuang dan memberi fasilitas pada rakyat.
"Nah ini pesan saya kepada teman-teman pengurus, karena teman-teman pengurus adalah otak dan jantung dari partai. Kita harus melihat diri kita sebagai pelayan dari pelayan rakyat," terang Michael.
Plt Wakil Ketua Umum Organisasi, Kaderisasi dan Politik Internal DPP Perindo ini menegaskan, partai yang didirikan Hary Tanoesoedibjo bukanlah parpol kekuasaan. Dia menegaskan, Perindo senantiasa menjunjung etika dalam berpolitik.
"Tapi di dalam politik yang dibawa oleh Partai Perindo, kekuasaan adalah etika, keinginan, komitmen kita untuk melayani. Dan itu yang saya yakin bisa membawa partai kita menjadi berbeda dan bisa lebih baik lagi untuk bangsa," pungkasnya.