Kemudian, Zulhas juga menilai pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dan Gus Dur bukan hanya persoalan administratif, tetapi juga sebagai simbol legitimasi nasional, pengakuan kolektif bangsa dan konstruksi sejarah.
Dengan begitu, pemberian gelar menjadi akumulasi dari tindak lanjut aspirasi dan partisipasi masyarakat, berupa pengusulan dari daerah dan organisasi, maupun sebagai simbolisme sejarah, berupa peneguhan nilai perjuangan dan keteladanan sebagai pemimpin nasional.
"Pemberian gelar pahlawan kepada presiden adalah bagian dari menciptakan budaya bangsa yang baik dalam memberikan nilai perjuangan, nasionalisme Indonesia, keteladanan, dan optimistis," tuturnya.