Jumeri menuturkan, enam provinsi itu adalah Papua dengan tingkat buta aksara secara nasional masih 21,9 pesen, Nusa Tengara Barat 7,46 persen, Nusa Tenggara Timur 4,24 persen, Sulawesi Selatan 4,22 persen, Sulawesi Barat 3,89 persen dan Kalimantan Barat 3,81 persen.
Selain itu untuk setiap kelompok umur yakni umur 15 tahun, umur 15-24 tahun dan 15 hingga 59 tahun persentase penduduk perdesaaan yang buta aksara sekitar lebih dari dua kali perkotaan.
Jumeri juga menyebut, secara rata-rata nasional jumlah buta aksara perempuan juga lebih tinggi daripada laki-laki.
"Ini berarti kesetaraan gender kita masih harus diperjuangkan sehingga perempuan mendapat kesempatan untuk menjadi warga melek huruf," katanya.