JAKARTA, iNews.id - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Keagamaan, Abdul Khaliq Ahmad menyebut, jargon Pemilu 2024 berintegritas jauh dari fakta sebenarnya. Pasalnya, banyak anomali hingga penyimpangan yang terjadi dalam pemilu.
"Jargon pemilu kita, Pemilu Berintegritas itu jauh dari fakta sebenarnya. Artinya, disebut pemilu kita pemilu berintegritas faktanya tak ada karena banyak sekali anomali-anomali, penyimpangan-penyimpngan yang terjadi dalam proses pemilu kita," ujar Abdul Khaliq di Kantor DPP Perindo, Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Menurutnya, rekayasa terhadap regulasi, misalnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batas usia capres-cawapres. Karena Ketua MK Anwar Usman merupakan paman Gibran Rakabuming Raka maka diputuskanlah boleh di bawah usia 40 tahun asalkan pernah menjadi kepala daerah.
"Berbeda dengan ambang batas parlemen 4 persen yang harus ditinjau ulang dan itu harus diberlakukan pada 2029, jadi putusan MK juga tak adil dalam kenyataan politik," tuturnya.
Selain adanya rekayasa yang diputuskan lewat pelanggaran etik dan berbuntut pada dipecatnya Anwar Usman dari Ketua MK, ada juga putusan DKPP tentang Ketua KPU Hasim Asyari dkk yang melanggar sanksi etik berat.
"Jadi, semua isinya pelanggaran etik semua, disitu letak ketidakintegritasan dari pemilu kita," katanya.