JAKARTA, iNews.id – Peringatan Hari Santri Nasional tidak hanya milik para kaum santri yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Seluruh umat Islam yang berakhlak baik dapat juga disebut santri sehingga dapat merayakannya.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, muslim yang memiliki akhlak mulia, hormat pada kiai, berdakwa secara baik dan benar merupakan santri meskipun tidak pernah mondok. Sebaliknya, jika seseorang mahir dalam beragama namun tak mencerminkan kehidupan sosial dan berbudaya, justru mencoreng nama santri.
"Misalnya menyatakan Indonesia negara kafir atau pemerintah dan siapa pun atau Indonesia negara kawasan perang, pasti itu tidak memiliki akhlak baik, dan itu artinya bukan santri," kata Robikin pada acara Pidato Kebudayaan Hari Santri 2019 di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Merayakan Hari Santri, Robikin mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak menyelesaikan masalah-masalah sosial di ruang media sosial. Dia berharap segala permasalahan bisa diselesaikan dengan dialog tatap muka sambil bersilaturahmi.
"Jangan selesaikan di medsos. Jangan karena ada ruang sosial, karena ada kemajuan teknologi, lalu menghilangkan watak dasar orang Indonesia yang suka ngobrol bersama, silaturahmi, saling kunjung dan seterusnya. Itu karakter bangsa, mari kita pertahankan itu baik," katanya.