"Tapi tiba-tiba ada narasi baru, dengan memasukkan cerita baru bahwa ini ada proses yang berbeda dari yang itu, kemudian memasukkan juga tokoh-tokoh baru," katanya.
Menurut Gus Yahya, penarikan buku tersebut merupakan kewajiban PBNU untuk meluruskan kembali sejarah.
"Ini yang kita anggap menyimpang, ini harus dikoreksi, dan saya kira menjadi kewajiban dari PBNU untuk meluruskan ini," kata Yahya.